FGD Guru Belajar: Menguatkan Sinergi Guru Menuju Pembelajaran Mendalam di UPT SMP Negeri 2 Jatirogo
Jatirogo, 18 September 2025 – Siang hari yang hangat di Ruang Pertemuan UPT SMP Negeri 2 Jatirogo pada Kamis (18/9) dipenuhi wajah-wajah penuh semangat. Tepat pukul 12.15 WIB, para guru berkumpul untuk mengikuti kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Guru Belajar, sebuah forum yang dirancang sebagai wadah berbagi gagasan, memperkuat sinergi, dan meneguhkan langkah menuju pembelajaran yang lebih bermakna.
Kegiatan yang berlangsung hingga pukul 14.30 WIB ini dimulai dengan sambutan Kepala Sekolah. Dalam arahannya, beliau menekankan pentingnya mengintegrasikan Program Merdeka (PM) dalam kultur sekolah. “Kurikulum Merdeka bukan hanya dokumen atau aturan. Ia adalah semangat untuk membebaskan siswa dari sekadar menghafal, menuju pembelajaran yang mendalam, reflektif, dan penuh makna,” tegasnya. Para guru yang hadir tampak menyimak dengan khidmat, seolah mendapat energi baru untuk menguatkan peran mereka di ruang kelas.
Memasuki sesi kedua, Ibu Dwi Risna Rahayu, S.Pd menyampaikan materi tentang kokurikuler dan Adiwiyata. Beliau menuturkan bahwa kegiatan kokurikuler memiliki peran penting dalam membangun keseimbangan antara aspek akademik, keterampilan, dan karakter siswa. “Ketika siswa terlibat dalam program Adiwiyata, mereka tidak hanya belajar menjaga lingkungan, tetapi juga menginternalisasi nilai tanggung jawab, kepedulian, dan keberlanjutan. Inilah wajah nyata dari pembelajaran mendalam, belajar tidak hanya dari buku, tetapi dari kehidupan,” ujarnya penuh keyakinan.
Setelah itu, forum beralih pada materi observasi pembelajaran yang dipaparkan oleh Ibu Nuril Qomariyatin, S.Pd. Ia menjelaskan bahwa observasi tidak boleh dipandang sebagai alat penilaian semata, melainkan sebagai sarana refleksi bersama. “Observasi membantu kita melihat praktik mengajar dengan lebih jernih. Dari sini kita dapat menemukan apa yang perlu diperbaiki, apa yang bisa dikembangkan, dan bagaimana kita memastikan setiap siswa benar-benar memahami materi. Observasi adalah pintu masuk menuju pembelajaran yang mendalam,” jelasnya dengan penuh ketegasan. Guru-guru yang hadir mengangguk tanda setuju, bahkan beberapa mencatat poin-poin penting untuk diterapkan dalam kelas masing-masing.
Menutup rangkaian pemaparan materi, Bapak Rachmad Wahyuwono, S.Pd menguraikan tentang Implementasi Artificial Intelligence (AI) dalam Administrasi Guru. Ia menunjukkan bagaimana teknologi AI mampu meringankan beban administratif yang seringkali menyita banyak waktu guru. “Bayangkan, jika tugas administratif bisa diselesaikan lebih cepat, maka guru akan memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada yang terpenting: merancang pembelajaran mendalam bagi siswa,” ungkapnya. Menurutnya, AI bukanlah ancaman, melainkan mitra yang dapat mendukung transformasi pendidikan ke arah yang lebih efisien dan berkualitas.
Diskusi kemudian berkembang hangat. Guru-guru saling bertanya, memberi masukan, dan berbagi pengalaman. Ada yang menyinggung tentang tantangan mengintegrasikan kokurikuler dengan kegiatan belajar, ada pula yang penasaran bagaimana AI bisa diterapkan sesuai konteks sekolah. Semua itu menjadi bukti bahwa semangat belajar sepanjang hayat telah hidup di kalangan pendidik SMP Negeri 2 Jatirogo.
Tepat pukul 14.30 WIB, kegiatan ditutup dengan penuh optimisme. Para guru meninggalkan ruangan dengan senyum dan semangat baru, membawa pulang ide-ide segar yang siap diimplementasikan di kelas masing-masing. FGD Guru Belajar kali ini bukan hanya agenda formal, melainkan sebuah momentum berharga untuk menguatkan kolaborasi, menghidupkan inovasi, dan memperkokoh profesionalisme guru.
Lebih dari itu, kegiatan ini menegaskan kembali misi sekolah: menghadirkan pembelajaran yang bermakna, mendalam, dan berpihak pada peserta didik. Dengan langkah bersama, UPT SMP Negeri 2 Jatirogo berkomitmen melahirkan generasi yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kritis, kreatif, peduli, dan berkarakter. (Tim Red/ Nadia)