SMP Negeri 2 Jatirogo Gelar Sosialisasi Program Sekolah dan Parenting dalam Dua Sesi: Sinergi Sekolah dan Orang Tua untuk Generasi Emas
Jatirogo - UPT SMP Negeri 2 Jatirogo sukses menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Program Sekolah dan Parenting ke orang tua/wali murid baru pada Rabu (17/7). Acara yang juga masuk agenda MPLS ini menjadi momentum penting dalam membangun kerja sama antara sekolah dan orang tua demi mewujudkan generasi yang unggul, cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam dua sesi untuk memastikan kenyamanan dan efektivitas. Sesi pertama berlangsung pukul 07.00–09.30 WIB dan diikuti oleh orang tua/wali murid dari gugus 1 hingga gugus 4, sementara sesi kedua pukul 10.00–12.30 WIB dihadiri oleh orang tua/wali murid gugus 5 hingga gugus 7. Meskipun dibagi dua waktu, semangat yang terbangun tetap satu: sinergi untuk masa depan.
Pembukaan dipandu oleh Ibu Dwi Novitasari, S.Pd., yang membawakan acara dalam dua bahasa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Pembawaannya yang hangat dan fasih membangun suasana yang inklusif dan berkelas. Lagu Indonesia Raya dinyanyikan bersama dan dipimpin oleh Ibu Widhi Astuti, S.Pd., menambah nuansa kebangsaan dan nasioanlisme dalam kegiatan tersebut.
Bapak H. Mukmanan, S.Pd.,M.Pd., Kepala Sekolah UPT SMP Negeri 2 Jatirogo, dalam sambutannya menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya rutinitas akademik, tetapi upaya menyatukan langkah dan harapan antara guru dan orang tua. Ia mengibaratkan sekolah sebagai taman, di mana anak-anak adalah bunga yang harus dirawat bersama.
Sesi pemaparan program sekolah disampaikan oleh Ibu Nuril Qomariyatin, S.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, dan Bapak Edy Munif, S.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. Dalam penyampaiannya, Bapak Edy menyampaikan pentingnya pendekatan karakter dalam proses pendidikan. Ia menekankan bahwa disiplin dan keteladanan harus berjalan seiring demi membentuk pribadi siswa yang kuat dan bertanggung jawab.
Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Bapak H. Ahmad Malik, S.Ag., sebagai bentuk harapan spiritual agar seluruh proses pendidikan yang telah dirancang berjalan dengan lancar dan penuh berkah.
Selanjutnya acara utama yaitu sesi parenting menghadirkan narasumber spesial, Ust. Fauzi Prayetno, M.A., seorang pendidik dan pembina keluarga dari Tuban. Dalam penyampaiannya, beliau tidak hanya memberikan teori, tetapi juga menyuguhkan refleksi mendalam tentang peran orang tua di era digital. Ia menggarisbawahi bahwa pola asuh zaman sekarang tidak cukup hanya dengan menyediakan fasilitas, tetapi juga perlu ditanamkan nilai-nilai kehidupan sejak dini. Narasumber yang juga aktif di pendidikan Yayasan Al-Uswah Center Tuban menyoroti bahwa anak-anak tumbuh dari apa yang mereka lihat dan dengar setiap hari, bukan hanya dari apa yang diajarkan di sekolah. Menurutnya, orang tua harus menjadi teladan, baik dalam sikap, tutur kata, maupun waktu yang diberikan. Ia juga menekankan bahwa rumah seharusnya menjadi tempat yang paling aman dan penuh cinta bagi anak-anak. Tanpa disadari, kata-kata dan sikap orang tua setiap hari akan membentuk karakter anak lebih kuat daripada sekadar nasihat lisan.
Salah satu wali murid, Ibu Yuli Susanti, S.Pd., merasa bahwa kegiatan ini sangat membantunya memahami arah pendidikan sekolah. Kegiatan ini juga menjadi ruang dialog terbuka antara sekolah dan wali murid. Salah satu orang tua siswa. “Saya sangat menghargai kegiatan seperti ini. Kami jadi tahu arah kebijakan sekolah dan merasa dilibatkan langsung. Ini membuat kami sebagai orang tua merasa tidak berjalan sendiri.” Ia juga menambahkan, “Saat sekolah dan orang tua sejalan, anak-anak pasti akan merasa lebih aman dan termotivasi.” ungkapnya.
Sementara itu, Bapak Edy Munif menyampaikan harapan besarnya, “Kami ingin orang tua bukan hanya hadir di hari pertama sekolah, tapi juga di setiap perjalanan anak-anak mereka menuju masa depan.”
Sungguh, hari itu bukan sekadar kegiatan, tapi awal dari komitmen bersama. Di tengah derasnya arus teknologi dan tantangan zaman, sinergi antara sekolah dan keluarga menjadi tiang utama pendidikan yang bermakna. (Tim Red Pen Cakrawala/Nadia)